Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah dan Kejayaan Loji Wetan: Kampung Mewah Eropa di Solo, Jawa Tengah pada Zaman Kolonial Belanda

Sejarah dan Kejayaan Loji Wetan: Kampung Mewah Eropa di Solo, Jawa Tengah pada Zaman Kolonial Belanda

Dalam perjalanan melintasi sejarah yang tersembunyi di balik tembok Loji Wetan, terkuaklah keindahan dan gemerlapnya masa lalu Kota Solo, Jawa Tengah. Senyum lembut menghiasi wajah para peserta Soerakarta Walking Tour ketika mereka menggali sejarah kejayaan kampung mewah tersebut pada Minggu (12/11/2023).

Loji Wetan, sebagaimana diketahui, merupakan salah satu peninggalan megah zaman penjajahan Belanda. Terletak dengan anggun di sebelah timur Benteng Vastenburg, kampung Eropa ini menghadirkan kemewahan pada masanya. Ditemani oleh Hasna Okta Mufida (24), seorang pemandu wisata yang berpengalaman, para peserta menyelami kekayaan sejarah Loji Wetan yang diambil dari bahasa Belanda, yang secara harfiah berarti "tempat tinggal" dan juga "pusat perdagangan", dengan "Wetan" yang merujuk pada arah timur dari Benteng Vastenburg.

Pada awalnya, sejarah kampung Eropa ini diawali dari benteng itu sendiri, Benteng Vastenburg, yang berdiri megah sejak tahun 1745. Melangkah lebih jauh, perjalanan mengarahkan para peserta menuju Loji Wetan, suatu tempat yang dulu dipenuhi oleh kemewahan dan kesejahteraan. Keberadaan Loji Wetan sebagai kampung mewah dipicu oleh ketersediaan listrik dan air bersih pada masa tersebut, sebuah hal yang sangat istimewa pada zamannya.

Fasilitas yang lengkap juga turut menghiasi kehidupan di Loji Wetan. Di antaranya, taman kanak-kanak pertama kali didirikan pada 1 Oktober 1887 di Koestraat. Meskipun konsep ini umum di Eropa, pada saat itu konsep tersebut masih terbilang asing di Hindia Belanda.

Selain itu, Loji Wetan juga dikenal dengan kehadiran Kantor Dewan Air atau Waterschap kantoor yang memiliki peran penting dalam mengukur debit air sungai, sehingga banjir yang seringkali melanda kota Solo dapat diminimalisir. Kerja sama antara kantor ini dengan Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegara pada tahun 1915 menghasilkan Pintu Air Demangan di Sangkrah yang berperan dalam mengontrol banjir.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, sebagian bangunan bersejarah tersebut mengalami kelalaian dan kerusakan. Alhambra Theatre, yang pernah menjadi tempat hiburan bagi orang Eropa, kini hanya menjadi gudang pribadi. Nasib serupa dialami oleh beberapa bangunan lain di Loji Wetan yang kini berubah fungsi menjadi gudang oleh pemiliknya.

Meskipun demikian, jejak kegemilangan masa lalu masih terasa di sepanjang Bloomstraat, atau jalan bunga, tempat toko-toko barang mewah dan bioskop berada. Bangunan-bangunan ini merefleksikan kejayaan Loji Wetan pada masa itu.

Dalam perjalanan wisata selama lebih dari dua jam tersebut, Loji Wetan berhasil memperkenalkan sejarah penting bagi Solo, Jawa Tengah, yang masih relevan hingga saat ini. Dengan membuka jendela menuju masa lalu, Loji Wetan tetap menjadi saksi bisu dari kemegahan dan keindahan kampung Eropa pada masa penjajahan Belanda.