Perpanjangan Kebijakan Relaksasi LTV/FTV oleh Bank Indonesia (BI) Hingga Desember 2024: Dampak dan Implikasinya

Apa itu Kebijakan Relaksasi LTV/FTV?
Kebijakan relaksasi LTV/FTV adalah langkah yang diambil oleh BI untuk memberikan kemudahan akses kepada masyarakat dalam mendapatkan kredit atau pembiayaan, khususnya dalam sektor properti. Rasio LTV mengacu pada persentase kredit atau pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank terhadap nilai properti yang akan dibeli oleh nasabah. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio LTV, semakin rendah uang muka atau down payment yang harus dibayar oleh calon pembeli.Perpanjangan Kebijakan hingga 2024
Sebelumnya, BI telah memperpanjang kebijakan relaksasi ini hingga akhir tahun 2023, dan kebijakan tersebut akan tetap berlaku hingga akhir tahun 2024. Hal ini berarti bahwa calon pembeli properti akan tetap dapat memperoleh kredit atau pembiayaan dengan rasio LTV/FTV maksimal 100 persen, tanpa harus membayar uang muka (DP). Kebijakan ini berlaku untuk semua jenis properti, termasuk rumah tapak, rumah susun (rusun), dan ruko/rukan.Dampak dan Tujuan Kebijakan
Perpanjangan kebijakan relaksasi LTV/FTV memiliki beberapa dampak yang signifikan. Pertama, kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kredit sektor properti. Dengan memberikan akses lebih mudah ke pembiayaan properti, BI berharap dapat merangsang aktivitas di pasar properti, yang pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.Kedua, kebijakan ini juga mempertimbangkan kriteria tertentu terkait dengan Non-Performing Loan (NPL) atau Non-Performing Financing (NPF) yang harus dipenuhi oleh bank. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa relaksasi LTV/FTV tidak menyebabkan peningkatan risiko kredit yang signifikan.
Implikasi untuk Calon Pembeli Properti dan Kendaraan Bermotor
Salah satu dampak utama dari kebijakan perpanjangan ini adalah calon pembeli properti akan tetap dapat memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit pemilikan apartemen (KPA) tanpa perlu membayar uang muka. Ini memberikan peluang bagi lebih banyak individu untuk memiliki rumah atau apartemen sesuai dengan kebutuhan mereka.Selain itu, BI juga melanjutkan pelonggaran ketentuan uang muka kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor baru. Ini berarti bahwa pembeli kendaraan bermotor juga akan dapat memperoleh pembiayaan dengan uang muka minimal atau bahkan nol persen. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan sektor otomotif dan meningkatkan akses masyarakat kepada kendaraan bermotor.
Dengan demikian, perpanjangan kebijakan relaksasi LTV/FTV oleh BI hingga akhir tahun 2024 memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor properti dan pembiayaan kendaraan bermotor. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan peluang lebih besar kepada masyarakat untuk memiliki properti dan kendaraan bermotor tanpa harus membayar uang muka yang besar. Namun, tetap penting untuk memahami risiko yang terkait dengan kebijakan ini dan mematuhi prinsip kehati-hatian dalam pengambilan kredit atau pembiayaan.